Selamat Datang di

Artikel Inspirasi

Sumber informasi Anda Seputar gaya hidup
dan dunia perlindungan

img-vector

5 Pesan Moral Hidup dari Serial Squid Game
24 Desember 2021

Apakah Anda salah satu yang sudah lama memahami pesan-pesan yang ada dalam cerita, atau hanya fokus pada keseruan dan plot twist nya?

Serial Squid Game memang sudah lewat hingar bingarnya, namun dari serial tersebut ada banyak pesan moral yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Apakah Anda salah satu yang sudah lama memahami pesan-pesan yang ada dalam cerita, atau hanya fokus pada keseruan dan plot twist nya?  Yuk simak 5 pesan moral hidup dari serial Squid Game!

  1. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan

Pasti Anda berpikir, uang bisa membeli hal-hal yang membuat bahagia.  Betul sih, tapi Anda masih ingat kan siapa dalang permainan ini? Ya, dialah Oh Il Nam, sang kakek yang ingin bernostalgia dengan permainan masa kecilnya sekaligus menghibur para kliennya  yang bosan dengan kehidupan mewah mereka.  Kalau memang uang adalah segalanya, mereka tidak perlu membuat permainan yang mengancam nyawa hanya demi merasakan kesenangan belaka.

  1. Jadi orang kreatif itu memang ada gunanya!

Dalam adegan permainan mengikis gambar pada sekeping gulali, pemain bernama Gi Hun menemui tantangan ketika mendapat gambar yang sulit yaitu payung.  Saat itu Gi Hun sangat tegang hingga keringatnya bercucuran mengenai gulali.  Namun di situ ia sadar bahwa gulali meleleh saat terkena air, akhirnya ia menjilati kepingan gulali tersebut hingga gambar payung terlepas.  Bahkan caranya diikuti oleh peserta lain dan bisa ditebak, Gi Hun lah yang keluar sebagai pemenang permainan ini. Mungkin keadaan Gi Hun lebih tepat digambarkan sebagai kondisi kepepet, namun tidak semua orang dapat berpikir jernih saat menghadapi tekanan.  Dengan waktu yang terbatas Gi Hun mampu mengubah strateginya, ia meninggalkan cara biasa dengan jarum, dan ganti dengan menjilatinya.

  1. Jangan mudah percaya dengan orang

Ali Abdul adalah karakter yang paling cocok untuk kita ambil pelajaran ini.  Sebelum menjadi saingan di permainan kelereng, Ali Abdul sangat percaya dengan Sang Woo karena selalu memiliki gagasan yang bagus di setiap permainan bahkan pernah memberinya uang.  Namun nyatanya, permainan tetaplah permainan yang harus ada satu pemenang.  Dengan ulung Sang Woo menipu Ali Abdul sambil meyakinkannya bahwa mereka bisa sama-sama menang.  Sudah terlambat, Ali Abdul baru menyadari ia tertipu Sang Woo ketika permainan berakhir, ia pun kalah dan dibunuh.  Pesan moralnya adalah, berhati-hatilah terhadap siapa yang kita percayai terutama dalam kondisi banyak tekanan. Percayalah pada instingmu sendiri dan andalkanlah dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum menyerahkannya pada orang lain.

  1. Menjadi yang pertama tidak selalu menyenangkan

Pada permainan menyeberang jembatan kaca, para pemain dapat memilih ubin kaca mana yang akan mereka injak untuk mencapai garis akhir secara bergiliran.  Jangan sampai salah injak ubin kaca yang mudah pecah hingga membuat jatuh.  Di sini pemain yang mendapat urutan pertama sangat blank, tidak tahu sama sekali ubin kaca mana yang harus ia lalui karena semua penampakan ubin kaca sama. Sudah pasti peluang menginjak kaca yang pecah dan terjatuh lebih besar.  Berbeda dengan pemain yang mendapat giliran akhir, justru ia mendapat keuntungan karena ia bisa memilih kaca mana yang bakal pecah dan tidak dari pemain di depannya. 

  1. Mengandalkan tenaga saja tidak cukup, gunakan juga otakmu

Permainan Tarik tambang biasanya dimenangkan oleh kelompok yang memiliki fisik kuat.  Namun tim Gi Hun membuktikan hal sebaliknya, padahal tim ini terdiri dari orang-orang dengan fisik yang biasa saja. Berbeda dengan tim lawannya yang isinya laki-laki semua.  Oh Il Nam menyampaikan trik menang saat bermain tarik tambang, dimana strategi itu ia gunakan sejak kecil.  Akhirnya tim Gi Hun menang karena Kerjasama tim yang solid dan strategi yang matang.

Sumber: Tempo.co