Rasa khawatir dan cemas adalah bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia, sama seperti rasa bahagia yang kadang muncul kadang hilang.
Hampir setahun berlalu dan sampai saat ini pandemi belum juga berakhir. Pernahkah kamu berpikir, kapan pandemi ini akan berakhir sehingga kehidupan bisa normal kembali? Jika iya, hal tersebut sangat wajar. Rasa khawatir dan cemas adalah bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia, sama seperti rasa bahagia yang kadang muncul kadang hilang.
Terlebih ketidakpastian dari ujung pandemi semakin membesarkan rasa cemas baik dari aspek kesehatan hingga ekonomi. Nah, bagaimana mengatasi rasa cemas berlebihan menghadapi pandemi ini? Yuk, simak tips berikut.
Belajar Menerima Ketidakpastian
Ada sebuah kalimat bijak “Hidup bukan soal menunggu badai reda. Hidup adalah belajar bagaimana menari di bawah hujan”. Dalam hidup ada satu hal yang pasti, yaitu perubahan. Dengan memahami hal tersebut, kita bisa lebih menerima keadaan. Pasrah, namun tidak menyerah dan tetap memiliki harapan. Namun sekali lagi, rasa cemas yang muncul adalah hal wajar dan tidak perlu disangkal. Cukup berikan waktu untuk self-healing.
Mencari Hikmah dari Kondisi Saat Ini
Pada setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Sesuatu yang pada awalnya tampak buruk atau tidak menyenangan, bisa jadi ternyata menghasilkan sesuatu yang baik. Betul pandemi ini membuat banyak orang tersiksa, namun bagi sebagian orang juga bisa membawa berkah. Banyak contohnya, orang tua yang akhirnya bisa dekat dengan anaknya. Pedagang produk-produk kesehatan yang akhirnya banyak dicari. Bisnis-bisnis baru yang bermunculan. Para karyawan yang bisa lebih menghemat ongkos perjalanan, dan masih banyak lainnya.
Fokus pada Masa Kini
Meskipun pandemi adalah hal yang paling menyita perhatian saat ini, masih banyak hal yang perlu kita perhatikan juga. Misalnya pekerjaan, keluarga, atau mencari kesempatan baru seperti membuka bisnis. Lalu bagaimana cara agar kita bisa fokus pada saat ini dan tidak mengkhawatirkan hal-hal di masa depan? Latih pikiran dan sikap agar sepenuhnya fokus pada perasaan yang dirasakan saat ini secara rutin. Tujuannya agar membantu mengurangi rasa cemas dan stress, meningkatkan produktivitas, serta memperbaiki suasana hati.
Berbagi Kebaikan dengan Sesama
Biasanya rasa bahagia muncul ketika kita dapat membahagiakan orang lain. Ini bukan soal menyenangkan semua orang, tetapi fokus pada orang-orang yang mengalami kondisi jauh lebih sulit dan membutuhkan pertolongan orang lain. Kamu bisa mulai dengan berdonasi online, mengirimkan makanan kepada teman atau saudara, atau sekadar menanyakan kabar mereka.
Istirahat Cukup dan Menyenangkan Diri Sendiri
Lakukan apapun yang bisa membuat dirimu lebih baik, fisik maupun jasmani. Mulai dengan makan makanan sehat, tidur cukup, menonton film favorit, luluran, atau membeli produk kecantikan yang sudah lama kamu inginkan. Tentunya sesuaikan dengan kondisi finansial kamu saat ini, ya.
Sumber: Kumparan.com