Selamat Datang di

Artikel Inspirasi

Sumber informasi Anda Seputar gaya hidup
dan dunia perlindungan

img-vector
Waspada Fenomena Monkey Business di Balik Maraknya Tanaman Hias

Waspada Fenomena Monkey Business di Balik Maraknya Tanaman Hias
12 Maret 2021

Kegiatan merawat tanaman berhasil membawa dampak positif selama pandemi karena mampu meredakan stres dan membuat perasaan menjadi lebih bahagia. Sayangnya, deng

Tanaman hias memang sedang naik daun. Hal ini didukung dengan masa pandemi yang menuntut kita untuk tetap berada di rumah dalam waktu yang cukup lama. Alhasil, orang-orang mencari cara untuk melawan rasa jenuh dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang disukai bahkan baru, salah satunya merawat tanaman hias.
Kegiatan merawat tanaman berhasil membawa dampak positif selama pandemi karena mampu meredakan stres dan membuat perasaan menjadi lebih bahagia. Sayangnya, dengan maraknya tren tanaman hias, muncul kembali fenomena monkey business.

Apa itu Monkey Business?

Jika diartikan, monkey business adalah bisnis monyet. Ya, memang benar, tapi bisnis monyet yang dimaksud bukanlah kegiatan jual-beli monyet, namun lebih kepada sebutan untuk sebuah perumpamaan strategi bisnis yang merugikan orang lain dan menguntungkan diri sendiri.
Ketika barang/jasa sedang banyak digandrungi dan mengalami kelangkaan, beberapa pihak menjualnya dengan harga tinggi bahkan tidak masuk akal. Itulah yang terjadi pada tren tanaman hias ini. Dikutip dari CNBC Indonesia, sejumlah tanaman hias memang dijual hingga ratusan juta di market place. Misalnya, tanaman Janda Bolong atau yang disebut Monstera ada yang dijual sampai dengan harga ratusan juta rupiah.
Hal ini terjadi hanya karena tren dan permintaan yang semakin tinggi, sehingga beberapa pihak memanfaatkan situasi dengan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. Di lain sisi, pembeli mengalami kerugian karena tanaman tersebut sesungguhnya bisa didapatkan dengan harga ratusan ribu bukan ratusan juta.
Untuk mengatasi fenomena monkey business ini, kita perlu bersikap bijak dalam menyikapi tren. Jangan terlalu larut dalam histeria tapi lebih mempertimbangkan apakah harga dan barang yang akan kita dapatkan sudah sesuai.

Sumber: matranews.id dan cnbcindonesia.com