Selamat Datang di

Artikel Inspirasi

Sumber informasi Anda Seputar gaya hidup
dan dunia perlindungan

img-vector
Ketahui Gejala Stress dan 9 Tips Terbaik untuk Menghadapinya

Ketahui Gejala Stress dan 9 Tips Terbaik untuk Menghadapinya
20 Januari 2015

Stres sebetulnya wajar. Apalagi bila Anda orang yang aktif, hidup di kota besar, menjalani banyak peran, dan tentu saja menjumpai banyak masalah. Mengelak sih, bisa saja. Tapi itu tak akan menyelesaikan masalah. Yang paling tepat adalah menghadapinya, tapi dengan trik-trik jitu.

Salah satu sumber stres terbesar adalah saat Anda harus mendampingi keluarga atau orang-orang terdekat sakit berat. Kondisi mental si sakit biasanya juga menjadi tak stabil. Stres sangat mungkin hinggap, karena sakitnya menimbulkan rasa tak nyaman. Juga kegalauan hati karena memikirkan biaya pengobatan. Yang mendampingi? Kadang-kadang sama saja, jadi ikut terbawa stres. 

Stres sebetulnya wajar. Apalagi bila Anda orang yang aktif, hidup di kota besar, menjalani banyak peran, dan tentu saja menjumpai banyak masalah. Mengelak sih, bisa saja. Tapi itu tak akan menyelesaikan masalah. Yang paling tepat adalah menghadapinya, tapi dengan trik-trik jitu.

Menurut Jovita Sri Dewajani, T, S.Pd, CH, C.Ht., konsultan ahli dari Hang Lekiu Medical Center, Jakarta, stres terjadi karena beberapa sebab. Antara lain ketidakmampuan seseorang dalam memaknai, merespons, atau beradaptasi terhadap suatu kondisi. Kesenjangan antara harapan pribadi dan realitas kehidupan sehingga menimbulkan kekecewaan, pun bisa menjadi penyebab stres. Begitu pula kesulitan mengontrol ledakan emosi. 

Beda gender, beda respons 
Sebuah penelitian di University of California Los Angeles beberapa tahun lalu mengungkapkan adanya perbedaan antara pria dan wanita dalam hal kecenderungan merespons stres. Pria cenderung menggunakan cara fight or flight (hadapi atau lari), sedangkan wanita tend and be friend (menyibukkan diri dengan kegiatan dan berbagi dengan orang terdekat). Karena itu, pria lebih rentan mengalami stres.

Berikut adalah cara menyikapi stres, saran dari Jovita: 

Curahkan isi hati dengan menulis apa pun yang Anda rasakan. Terkadang, rasa tertekan atau konflik batin tak terasa terlalu berat bila telah dilampiaskan lewat tulisan. Tak usah pedulikan teratur-tidaknya tulisan Anda. Yang penting perasaan Anda tertuang di situ. Jika Anda berbakat melukis atau menyanyi, bisa juga dituangkan ke dalam lukisan atau lagu. 

Berlibur. Tak perlu jauh-jauh. Sekedar keluar dari rutinitas, sehari atau dua hari di akhir pekan, bisa membuat Anda lebih relaks. Pikiran Anda akan kembali segar. 

Cintai diri Anda sendiri. Perlakukan diri Anda dengan semestinya. Anda tak bisa berperan atau membantu orang-orang terdekat, bila secara fisik dan mental, Anda tidak sehat. Lakukan hal-hal yang membuat Anda senang, seperti menjalani hobi dan olahraga. Tubuh serta pikiran segar dan sehat, membuat Anda lebih pe-de menyelesaikan masalah. 

Meditasi dan berdoa bisa jadi pilihan bila perubahan suasana hati karena fluktuasi hormonal muncul dalam bentuk yang ‘ajaib’, tak ketahuan ujung pangkalnya. 

Maknai persoalan dari sudut pandang berbeda. Misalnya dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa suatu masalah membuat Anda belajar hal baru. Atau, anggap saja Anda sedang ujian untuk ‘naik kelas’ ke tingkat yang lebih tinggi menjadi lebih baik, dewasa, mandiri dan bijaksana (positive self-talk).

Minta bantuan profesional. Bisa konselor, psikolog, atau dokter. Khususnya jika memang tidak bisa mengatasi sendiri stres Anda. Ada kalanya perubahan mood terjadi dalam kadar yang cukup berat. Mengarah kepada depresi atau gangguan fisik, seperti mual-mual dan sakit kepala. 

Cari dukungan. Anda selalu bisa mencoba berbagai strategi mengendalikan stres. Tapi dukungan dari pihak ketiga tentu akan sangat membantu.

Memahami hal ini, AXA melakukan terobosan sebagai perusahaan asuransi pertama yang memberi manfaat dukungan konseling profesional. Pada produk asuransinya, AXA memberi kesempatan pada mereka yang sakit untuk berkonsultasi dengan ahlinya.

Dengan demikian, beban stres dan mental si sakit dan keluarganya, bisa berkurang. Mereka pun lebih kuat dalam melewati masa-masa perawatan. 

Ini Gejalanya 
Umumnya, stres akan muncul dengan gejala seperti susah tidur, jadi pelupa, sulit konsentrasi, pemarah, dan mudah lelah. Stres yang tidak teratasi dalam waktu lama akan mewujud ke dalam keluhan-keluhan fisik. Seperti gangguan pada rahim, benjolan pada payudara, hipertensi, tiroid, sakit kepala, dan gangguan pencernaan.

"Salah satu sumber stres terbesar adalah saat Anda harus mendampingi keluarga atau orang-orang terdekat sakit berat. Kondisi mental si sakit biasanya juga menjadi tak stabil. Stres sangat mungkin hinggap, karena sakitnya menimbulkan rasa tak nyaman. Juga kegalauan hati karena memikirkan biaya pengobatan. Yang mendampingi? Kadang-kadang sama saja, jadi ikut terbawa stres."

Stres sebetulnya wajar. Apalagi bila Anda orang yang aktif, hidup di kota besar, menjalani banyak peran, dan tentu saja menjumpai banyak masalah. Mengelak sih, bisa saja. Tapi itu tak akan menyelesaikan masalah. Yang paling tepat adalah menghadapinya, tapi dengan trik-trik jitu.

Menurut Jovita Sri Dewajani, T, S.Pd, CH, C.Ht., konsultan ahli dari Hang Lekiu Medical Center, Jakarta, stres terjadi karena beberapa sebab. Antara lain ketidakmampuan seseorang dalam memaknai, merespons, atau beradaptasi terhadap suatu kondisi. Kesenjangan antara harapan pribadi dan realitas kehidupan sehingga menimbulkan kekecewaan, pun bisa menjadi penyebab stres. Begitu pula kesulitan mengontrol ledakan emosi. 

20 -30 Detik 
Adalah kira-kira waktu yang Anda butuhkan untuk memeluk seluruh tubuh pasangan Anda dengan manis dan sepenuh hati. Para dokter dari University of North Carolina di Chapel Hill mendapati, saat seorang wanita bahagia memeluk suaminya selama 20 detik, maka tekanan darah keduanya akan turun. Begitu juga kadar hormon stres mereka.

Kata kunci hadapi stres: 

Pasrah dan ikhlas.
Pasrahkan akhir semua masalah kepada Tuhan. Terimalah apa pun yang dialami sebagai pelajaran hidup. 

Memaafkan.
Ini akan membantu Anda melepaskan kemarahan dan perasaan bersalah.